benuakaltim.co.id, BERAU – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur serius dalam meningkatkan ketahanan pangan dengan mendorong pengembangan padi gogo di lahan perkebunan.
Langkah konkret ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap masalah ketahanan pangan dan mendukung upaya swasembada pangan.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, Lita Handini bahwa telah mengajukan sekitar 300 hektare lahan untuk program tumpang sari komoditas perkebunan, yaitu sawit dan kakao, dengan padi gogo.
“Bahwa pengembangan padi gogo di lahan perkebunan memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi pangan sekaligus memberikan nilai tambah bagi para petani,” ucapnya Jumat (31/1/2025).
Sambung dia, program ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
“Pengembangan padi gogo di lahan perkebunan bukan hanya berpotensi meningkatkan ketahanan pangan,” ungkapnya.
“Tetapi juga dapat memberikan peluang ekonomi tambahan bagi petani, terutama dengan sistem tumpang sari yang mengoptimalkan penggunaan lahan yang sudah ada,” sambungnya.
Untuk merealisasikan program ini, kata dia beberapa elemen penting perlu diperhatikan, seperti penyediaan lahan produktif, benih unggul, pupuk bersubsidi, dukungan infrastruktur, dan serapan gabah yang memadai.
“Semua hal ini dianggap krusial untuk mencapai tujuan swasembada pangan dan memastikan bahwa hasil pertanian dapat dipasarkan dengan baik,” ujarnya.
Dalam hal ini, menurutnya Pemkab Berau tentu memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan padi gogo di lahan perkebunan sebagai bagian dari kebijakan pemerintah pusat.
“Kabupaten Berau sudah mengajukan usulan program tumpang sari dengan komoditas perkebunan sawit dan kakao pada beberapa wilayah, di antaranya Kecamatan Gunung Tabur, Tabalar, Teluk Bayur, dan Kelay,” imbuhnya.
Menurutnya usulan ini berharap dapat terlaksana pada musim tanam Oktober 2025 mendatang. “Ini adalah usulan tahun 2025 untuk musim tanam oktober nanti,” urainya.
Dalam hal ini, pemerintah pusat juga telah menyiapkan bantuan untuk mendukung program tersebut, berupa benih padi, herbisida, dan pestisida.
“Ini diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian padi gogo di lahan perkebunan.
Serta kami optimistis bahwa dengan bantuan ini, petani akan lebih mudah dalam mengelola lahan mereka untuk penanaman padi gogo,” jelasnya.
Ia pun optimistis dapat memperkuat sinergi lintas sektor untuk mengatasi tantangan dalam penyediaan lahan padi gogo, khususnya dengan menggunakan sistem tumpang sari pada periode peremajaan sawit.
“Hal ini dianggap sebagai solusi yang saling menguntungkan bagi sektor perkebunan dan pertanian. Dengan adanya dukungan dari semua pihak, pengembangan padi gogo di Kalimantan Timur, khususnya di Kabupaten Berau, dapat tercapai,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Yogi Wibawa