benuakaltim.co.id, BERAU – Fenomena arus balik atau rip current menjadi perhatian serius bagi wisatawan dan masyarakat di Kawasan Pesisir Selatan Berau, terutama di Pulau Derawan, Maratua, Talisayan hingga Biduk-Biduk.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Nofian Hidayat bahwa Rip Current merupakan arus kuat yang bergerak menjauhi pantai dan dapat menyeret perenang ke laut lepas.
“Rip current kerap terjadi di beberapa titik, termasuk di sekitar landmark Pulau Derawan, Maratua dan sepanjang pesisir Biduk-Biduk hingga Lamin Guntur,” ucapnya, Sabtu (1/2/2025).
“Arus ini sulit dilihat dari permukaan laut, kecuali kita berada di atas ketinggian. Banyak wisatawan yang tidak sadar keberadaan rip current, sehingga berisiko terseret saat berenang,” sambungnya.
Lanjut dia, rip current umumnya memiliki lebar sekitar 8 hingga 12 meter dan dapat menyeret seseorang hingga 20 meter ke tengah laut.
“Sehingga apabila masyarakat menghadapi rip current, saya menyarankan untuk tetap tenang dan tetap mengikuti arus sambil berenang ke arah kanan maupun kiri hingga keluar dari area rip current,” ungkapnya.
Tak hanya itu, dirinya menjelaskan jika masyarakat terbawa Rip Current agar tidak melawan arus agar dapat pergi kepinggir daratan.
“Jadi triknya kalau kita terbawa rip current kita jangan melawan untuk kepinggir, tidak bakal bisa, kecuali kalau kaki kita sampai. Kita ikutin saja keluarnya kemana, sambil kita berenang ke arah kiri atau kanan, pasti kembali lagi ke darat,” ujarnya.
Dirinya berharap, pengelola resort dan pihak terkait lebih meningkatkan pengawasan di area yang rawan Rip Current, seperti menyediakan penjaga pantai terlatih, serta menara pemantauan yang ditempatkan tepat di depan area bahaya tersebut.
“Kemudian peralatan keselamatan seperti pelampung, torpedo buoy, dan pelampung lempar sebaiknya tersedia untuk membantu penyelamatan jika terjadi insiden,” bebernya.
Selain pengawasan, lanjut Nofian, edukasi kepada masyarakat dan wisatawan juga sangat diperlukan mulai dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) hingga pihak terkait diharapkan aktif melakukan sosialisasi terkait bahaya rip current.
“Kami dari BPBD Berau juga siap memberikan edukasi kepada masyarakat,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Ramli