Pupuk Subsidi ke Pesisir Minim, DPRD Berau Harapkan Pembentukan Satgas

BERAU – Kebutuhan pupuk subsidi khusus perkebunan wilayah kecamatan yang ada di daerah pesisir selatan Kabupaten Berau hingga kini terbilang masih minim.

Hal itu dilontarkan oleh Anggota DPRD Kabupaten Berau Sutami bahwa Kecamatan Talisayan, Biduk-Biduk, Batu Putih dan Biatan perlu ada perhatian khusus bantuan dari pemerintah daerah.

“Kalau kita berbicara dari Biatan dan Talisayan saja di sana banyak sektor perkebunan dan kendala mereka petani sampaikan yaitu pupuk subsidi masih minim mereka rasakan,” ucapnya Sabtu (12/10/2024).

Baca Juga :  Rawan Kecelakaan Kendaraan, DPRD Berau Minta PJU di Kilo 5 DiPerbaiki

Sambung dia, usai mengetahui fenomena dan mempelajari kasus ketersediaan pupuk subsidi yang langkah pada daerah tersebut bawa tidak sampai tepat sasaran.

“Pupuk yang di pesan dari pabrik ini yang sejatinya kalau sudah dipesan misalnya 100 ton ternyata yang sampai ke petani hanya 20 sampai 30 ton. Sisanya kemana,” ujarnya.

Alhasil dirinya meyakini bahwa pupuk subsidi khusus petani pekebun rakyat dari pemerintah daerah berafiliasi perusahaan swasta.

Baca Juga :  Apresiasi Layanan Kesehatan Gratis

“Ini mungkin yang terafiliasi ke kebun-kebun perusahaan swasta. Nah ini yang ingin kita kawal bagaimana 100 ton pupuk subsidi dari pabrik itu bisa sampai ke petani. Itu keluhan paling fundamental dari masyarakat pesisir,” ungkapnya.

Begitu pun harga Tandan Buah Segar (TBS) pekebun kelapa sawit di daerah pesisir sangat berbeda dengan wilayah Kota Tanjung Redeb

“Apakah ada permainan perusahaan atau tidak. Tetapi ke depan hal-hal demikian kami akan buka ke media secara transparan apa penyebabnya. Karena ini mencakup kebutuhan masyarakat petani,” bebernya.

Baca Juga :  Anggota DPRD Berau Ratna Dukung Dinkes Gencar Tes HIV/AIDS Sasar Sekolah dan Kampus

Dirinya pun terbuka komunikasi dengan pemerintah daerah jika ingin membentuk Perusda perkebunan dan Satgas yang membidangi pengawasan secara muktahir.

“Hal ini agar yang tadi buah-buah hasil pekebun tidak terserap ke perusahaan juga bisa dikelola maksimal lewat perusda,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie

Editor : Nicky Saputra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *