Perlu Kolaborasi Cegah Tangkap Ikan Tidak Ramah Lingkungan

BERAU – Metode tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan hingga merusak terumbu karang masih terjadi di perairan laut lepas wilayah Kabupaten Berau. Berau memiliki perairan yang cukup melimpah sumber daya perikanannya.

Anggota DPRD Kabupaten Berau, Sutami mengatakan aktivitas tersebut merupakan masalah klasik. “Penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan bom ikan itu sebenarnya masalah klasik,” ucapnya, Sabtu (12/10/2024).

“Namanya bom ikan saya tidak mendukung. Tetapi kita belum bisa memberikan solusi apa untuk bertindak dari aktivitas bom ikan ke sistem tangkap manual,” sambungnya.

Baca Juga :  Buku Sekolah jadi Beban Orang Tua, Octavia Minta Pemkab Lakukan Evaluasi

Artinya masyarakat nelayan di daerah pesisir sudah terbiasa mendapatkan ikan dengan jumlah yang banyak saat sekali melaut.

“Ketimbang dia harus pakai sistem tangkap normal manual mungkin yang hanya puluhan kilo satu hari. Maka tadi menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan,” bebernya.

Mengenai persoalan tersebut, Sutami menegaskan usai terpilih saat ini menjadi wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) tiga untuk pesisir bakal adakan sosialisasi.

Baca Juga :  Warga Berau Mengadu ke DPRD agar Ada Pelatihan Tata Rias

“Kita akan coba komunikasi bersama dinas perikanan dan stakeholders terkait tentang sosialisasi pemahaman tentang pentingnya menjaga ekosistem laut,” tuturnya.

Tak hanya itu, untuk mewujudkan hasil tangkapan perikanan yang punya kualitas sehat pun harus ada tempat pengelolaan ikan representatif.

“Salah satu contoh nyata di Tanjung Batu ada industri tempat pengelolaan ikan ini kalau bisa kami dorong tersedia pada wilayah pesisir selatan untuk Talisayan, Batu Putih, Biduk-Biduk,” bebernya.

Sebab menurutnya, dengan tersedianya tempat pengelolaan ikan yang sehat maka nilai ekonomis sehat buat masyarakat kian beragam dan memiliki mutu terjamin.

Baca Juga :  Reses di Gang Hari Toraja, Grace Tampung Aspirasi Perbaikan Drainase

“Contoh di Teluk Semanting ada pengelolaan ikan menjadi amplang. Nah itukan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat,” imbuhnya.

Sutami punya harapan tempat pengelolaan ikan pun ada setiap kampung pesisir supaya turut hadir UMKM yang baru di pesisir Talisayan serta sekitarnya.

“Sehingga bapak-bapak ibu-ibu nelayan bisa juga mengelola hasil ikan tangkapan jadi produk UMKM,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *