Bupati Sebut 21 Titik Longsor Jalan Simpang Maluang Poros Berau-Bulungan

“Sudah ada tanda tangan permohonan status tanggap darurat agar segera bisa ditindaklanjuti,” ucap Bupati Berau Sri Juniarsih Mas, Selasa (13/8/2024).

Bupati berharap tim besar BBPJN Kaltim dalam naungan Kementerian PUPR bisa gerak cepat menuntaskan permasalahan jalan longsor di KM 21 Poros Berau Bulungan serta sekitarnya.

“Karena ini merupakan jalan akses Kabupaten dan Provinsi Berau dan Kaltara, dan ada juga yang beberapa merupakan jalan menuju wilayah KSPN,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, akses ini juga sangat penting dalam upaya pengembangan pariwisata di Kabupaten Berau.

“Oleh karena itu, saya sangat bersyukur atas kerja sama yang baik antara seluruh pemangku kepentingan, sehingga masalah longsor di jalan ini dapat segera ditangani dan diperbaiki,” bebernya.

Ditegaskan Sri Juniarsih, semua titik longsor yang dilaporkan merupakan prioritas yang harus segera ada perbaikan.

“Sehingga anggaran untuk penanganannya pun melalui mekanisme anggaran APBD dan APBN Perubahan Tahun Anggaran 2024,” tuturnya.

“Saya sangat berharap perbaikan jalan ini diiringi dengan pemasangan rambu-rambu peringatan pada spot-spot rawan longsor, pembuatan drainase, pembentukan dinding penahan, serta peningkatan kapasitas melalui tim cepat tanggap untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan, maupun dampak lain akibat longsor tersebut,” imbuhnya.

Sebagai informasi, Sri Juniarsih menyebutkan sejak Januari hingga Maret 2024 lalu curah hujan yang tinggi telah memicu serangkaian bencana longsor di ruas jalan simpang 3 Maluang – Batas Bulungan Kaltara.

“Total ada 21 titik longsor pada ruas jalan Sp. 3 Maluang – Bulungan sepanjang 49,08 km,” ujarnya.

Ia juga menegaskan empat titik menjadi prioritas karena terdapat retakan melintang yang semakin melebar, penurunan aspal pada satu badan jalan dan setengah badan jalan yang semakin dalam.

“Tindakan yang akan dilakukan adalah pemasangan rambu peringatan dan safety line, koordinasi dengan kepolisian, mobilisasi alat berat, penghamparan agregat kelas A, pembuatan detour atau pengalihan jalan,” tegasnya.

selain itu, kata dia, sudah dibuat skema perencanaan desain ulang jalanan longsor, peningkatan drainase untuk mengurangi penumpukan air yang dapat menyebabkan longsor.

“Penguatan struktur jalan dengan material yang lebih tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan tekanan geologi,” tuturnya.

Termasuk Sri Juniarsih menjelaskan pembangunan dinding penahan pada titik-titik kritis, untuk mencegah pergerakan tanah lebih lanjut.

“Dan stabilisasi tanah menggunakan metode rekayasa untuk mengurangi risiko longsor di masa depan,” pungkasnya.(*)

Reporter: Georgie

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *