benuakaltim.co.id, BERAU – Efek dirumahkannya Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan Tenaga Kesehatan (Nakes) hingga dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Talisayan beberapa hari belakangan ini membuat pelayanan tersendat.
Pasalnya, sesuai Surat Edaran (SE) Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau aktualisasi dari edaran Setda Berau pada 31 Desember 2024 lalu bernomor 870/1439/BKPSDM-1/2024 tentang tindak lanjut tenaga non-ASN.
Hingga Surat Edaran (SE) Menteri PAN-RB RI Nomor: B/5993/M.SM.01.00/2024 tentang penganggaran gaji bagi tenaga non-ASN, ada beberapa ketentuan yang harus diikuti pada awal bulan Januari kini.
Alhasil salah satu dokter umum RSUD Talisayan Yeni Rosa Sitohang mengungkapkan bahwa kondisi beberapa hari belakangan ini kelabakan karena harus melayani pasien capai 20 orang.
“Kalau rata-rata kunjungan poli sekitar 15 sampai 20 pasien, IGD 24 jam 15 sampai 20 pasien, rawat inap 12 sampai 20 pasien per hari,” ucapnya, Rabu (22/1/2025).
Ia menjelaskan rata-rata pasien datang berobat ke RSUD Talisayan dari 5 Kecamatan terdekat daerah pesisir memiliki riwayat sakit musiman hingga status berat.
“Kalau rata-rata pasiennya dari demam sampai hipertensi,stroke, diabetes miletus,” ungkapnya.
Alhasil menurutnya, jika kondisi dokter spesialis dan nakes di RSUD Talisayan terbatas hingga dibiarkan berkepanjangan maka terancam tidak dapat melakukan pelayanan maksimal.
“Dimana kita baru berjalan 1 minggu seperti ini tenaga dokter sudah ada yang jatuh. Tapi tetap memaksakan untuk pelayanan dikarenakan tidak ada yang bisa menggantikan,” bebernya.
Disatu sisi sambungnya saat ini ia menjelaskan masih berstatus dokter umum bahkan jika harus turun tangan melayani penanganan kesehatan secara spesifik bukan kompetensi sesuai kebutuhan.
“Karena kami harus bekerja sesuai kompetensi dokter umum. Dengan adanya pelayanan spesialistik angka rujukan ke RSUD Abdul Rivai menurun terutama penyakit yang masih dapat ditangani RSUD Talisayan,” tuturnya.
“Namun dengan kondisi saat ini, pilihan pertama jika ada kasus spesialistik kami akan rujuk pasien ke RSUD Abdul Rivai,” sambungnya.
Apa lagi kondisi terkini total dokter umum di RSUD Talisayan mencapai 10 orang dan yang dirumahkan 6 sehingga tersisa 4 petugas pelayan kesehatan.
“Yang notabene harus melayani semua unit mulai dari IGD 24 Jam, Poli umum dan rawat inap. Ditambah beberapa puskesmas tutup karena tidak ada tenaga dokter sehingga jumlah kunjungan lebih banyak dari biasanya,” imbuhnya.
Menindaklanjuti kekurangan nakes dan dokter spesialis di RSUD Talisayan, pihaknya sudah berusaha berkomunikasi dengan direktur rumah sakit bekerja serta Dinas Kesehatan maupun Pemerintah Daerah (Pemda).
“Tapi dikarenakan adanya surat edaran dari Dinas Kesehatan terkait tenaga medis non ASN yang dirumahkan, maka mau tidak mau direktur harus mengikuti surat edaran tersebut. Sembari tetap mengupayakan cara lain agar tenaga medis khususnya di RSP Talisayan dapat kembali lakukan pelayanan normal,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Ramli