“Kegiatan cetak sawah melibatkan pemilik hak guna usaha (HGU), karena difokuskan pada lahan HGU yang tidak dimanfaatkan,” kata Kepala Penerangan Kodam VI/Mulawarman Kolonel Kavaleri Kristiyanto di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Rabu,
Menurut dia, lahan yang menjadi sasaran cetak sawah merupakan lahan tidur (tidak digunakan), perkebunan sawit sudah tidak produktif, serta tanah kosong dikonversi menjadi pertanian, sebelum digunakan dilakukan pengecekan terhadap status tanah terlebih dahulu.
Program cetak sawah dikerjakan melalui penunjukan langsung Kementerian Pertanian (Kementan) dan prajurit Kodam.VI/Mulawarman sebagai pendamping. Untuk bibit, pupuk, dan pembelian hasil panen dilakukan Kementan.
“Kementan berdampingan dengan personel di masing-masing Komando Distrik Militer (Kodim) bergerak bersama melakukan cetak sawah baru,” ujarnya.
“Kami sinergi dengan instansi lain, salah satunya Kementan dan telah menandatangani nota kesepahaman untuk melakukan program cetak sawah,” kata Kristiyanto.
Kodam VI/Mulawarman melakukan cetak sawah di wilayah Komando Resor Militer (Korem) 101/Antasari (ANT) Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, meliputi wilayah Banjarmasin, Batola, Hulu Sungai Tengah, Tanah Bumbu, Tanah Laut, dan Tapin.
Ia menjelaskan program cetak sawah merupakan kegiatan mengubah tanah tidak produktif menjadi lahan yang bisa ditanami padi.
“Dari total target 150.000 hektare itu, disepakati pada semester pertama 2025, cetak sawah dilakukan dengan luas 75.000 hektare,” katanya.
Kodam VI/Mulawarman melaksanakan program cetak sawah baru tersebut sebagai bentuk dukungan penuh swasembada pangan 2025.
“Swasembada pangan kelanjutan program ketahanan pangan 2024, yang meliputi cetak sawah, optimalisasi lahan, dan luas tambah tanam,” ujar Kristiyanto.
Sumber : Antara