“Disbun Kaltim, pihak terkait, dan tim dari Ditjenbun, pekan kemarin di Samarinda, sudah melaksanakan rapat koordinasi sekaligus verifikasi data lahan padi gogo untuk mendukung ketahanan pangan,” kata Kepala Disbun Kaltim Ence Achmad Rafiddin Rizal di Samarinda, Selasa.
Ia menjelaskan berbagai tantangan pembangunan pertanian untuk periode 2024-2029 menjadi topik utama dalam pembahasan tersebut, seperti tentang perubahan iklim, kondisi perekonomian global, gejolak harga pangan, dan risiko bencana alam.
Hal lain sebagai kendala sehingga perlu segera dilakukan antisipasi terkait kecukupan pangan adalah persoalan alih fungsi lahan, peningkatan jumlah penduduk, dan distribusi pangan yang belum merata.
“Sejumlah faktor ini menjadi perhatian utama dalam menyusun strategi jangka panjang. Apalagi disadari bahwa upaya mewujudkan swasembada pangan di tengah berbagai tantangan ini membutuhkan strategi komprehensif dan perlu keseriusan kerja sama dengan banyak pihak,” katanya.
Ia melanjutkan penyediaan lahan produktif, benih unggul, pupuk bersubsidi, dukungan infrastruktur, dan serapan gabah dari petani oleh Bulog maupun pihak terkait, merupakan elemen kunci menuju swasembada pangan.
Selain itu, pengembangan padi gogo sebagai komoditas unggulan di lahan marjinal sangat strategis untuk mendukung ketahanan pangan daerah, apalagi di Kaltim banyak lahan kelapa sawit yang bisa dimanfaatkan sebagai tanaman sela.
“Melalui koordinasi ini, tentu kami optimis dapat memperkuat sinergi lintas sektor untuk mengatasi tantangan penyediaan lahan padi gogo di lahan perkebunan, yakni dengan sistem tumpang sari periode peremajaan tanaman sawit,” ujar Rizal.
Ia pun berharap melalui dukungan berbagai pihak, bukan hanya oleh pekebun, kabupaten/kota, provinsi, namun hingga tingkat pusat, maka target rencana pengembangan padi gogo dapat tercapai dengan mempertimbangkan kondisi lahan perkebunan, sekaligus sebagai upaya memastikan ketahanan pangan.
Sumber : Antara