Awal Longsor Badan Jalan Turun 20 Centimeter, PUPR Rencana Bangun Dinding Pengaman 40 Meter

benuakaltim.co.id, BERAU – Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Berau, Gamalis melakukan pemantauan langsung penanganan jalan poros menuju Kampung Pegat Bukur, Kecamatan Sambaliung bersama jajaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Berau, Rabu (22/1).

“Jalan tersebut merupakan akses utama yang menghubungkan Kampung Pegat Bukur dengan Kampung Bena Baru dan Inaran,” ungkapnya, Kamis (23/1).

Sebagai langkah tanggap darurat, Dinas PUPR Berau telah melakukan penanganan sementara berupa penimbunan agar badan jalan tetap dapat dilalui kendaraan.

Baca Juga :  Nakhoda Kapal Oceanic 02 Tenggelam, BPBD Berau Sebut Kendala Tidak Memiliki Penyelam Bersertifikat

“Namun, rencana pemasangan Jembatan Bailey tengah dipertimbangkan kembali karena kondisi badan jalan yang terus mengalami pergerakan,” ucapnya.

“Kami pastikan penanganan dilakukan secara maksimal, mengingat jalan poros ini adalah jalur utama masyarakat di tiga kampung menuju Kota Tanjung Redeb,” sambungnya.

Ia juga menyebutkan bahwa penanganan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah daerah, tetapi juga melibatkan perusahaan sekitar untuk berkontribusi dalam solusi jangka pendek.

“Ini akses penting. Kami akan bertindak cepat agar jalan ini bisa dilalui dengan nyaman,” ujarnya.

Baca Juga :  Disbun Berau Usulkan 300 Hektare untuk Kembangkan Padi Gogo

Sementara itu, Pejabat Fungsional Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Berau, Charles menjelaskan, akan mengusulkan anggaran untuk penanganan jangka panjang.

“Rencana itu meliputi pembangunan dinding pengaman di sisi kiri dan kanan jalan sepanjang kurang lebih 40 meter di area yang longsor. Untuk jangka pendek, kami melakukan penimbunan, dan jika cuaca mendukung, target penyelesaian dalam tiga hari,” bebernya.

Baca Juga :  Inflasi Berau Akhir Januari Capai 0,28 Persen

Menurut Charles efek pergerakan badan jalan akibat longsor masih terus terjadi pada awal longsor, penurunan badan jalan mencapai 20 cm, tetapi kini sudah lebih dari 60 cm.

“Oleh karena itu, penanganan dilakukan dengan menyesuaikan kondisi terbaru di lapangan. Untuk penanganan yang lebih baik, seluruh pihak diharapkan berkolaborasi demi memastikan akses utama masyarakat ini tetap aman dan layak dilalui,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *