Bawaslu Berau Antisipasi Kerawanan Pilkada, Ini Masalah yang Diantisipasi

benuakaltim.benuanta.co.id, BERAU – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Berau, Ira Kencana membeberkan beberapa catatan potensi pelanggaran pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 ini, terlepas dari netralitas ASN.

Contohnya pada Pilkada 2020, distribusi listrik hingga peristiwa berdarah menjadi catatan Bawaslu. Begitu pula dengan money politics alias politik uang, dan kerawanan di sektor distribusi daya listrik ke setiap kampung.

Saat ini masih banyak kampung yang kesulitan sambungan listrik dan internet. Sementara, saat Pilkada berlangsung petugas dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Berau, harus memberikan laporan secara cepat melalui jaringan internet ke server yang dikelola oleh KPU RI.

Baca Juga :  Final, Airlangga Hartarto Serahkan SK Partai Golkar ke Zainal-Ingkong

“Ini juga menjadi kerawanan, ya. Karena akses internet masih terbatas,” ujarnya, Sabtu (20/7/2024).

Baca Juga :  Dua Paslon Kampanye Akbar, Polres Kerahkan 358 Personel

Peristiwa berdarah pada Pilkada 2020 lalu pun turut menjadi catatan. Dimana peristiwa itu terjadi diakibatkan oleh gesekan masing-masing pendukung calon. “Catatannya, kami ambil dari pengalaman pada Pilkada 2020 dan Pemilu 2024 yang baru ini dilangsungkan,” urainya.

Peristiwa itu pula yang melatari Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi lokasi dengan tingkat kerawanan tinggi.

Baca Juga :  Dua Paslon Kampanye Akbar, Polres Kerahkan 358 Personel

Menurut data Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Bawaslu RI 2024, Kaltim menduduki peringkat kelima dengan poin IKP mencapai 77 persen.

Baca Juga :  Belum Dilantik Caleg DPR RI Terpilih Rahmawati Mulai Tepati Janji Politiknya 

“Makanya, Kaltim ini masuk dalam zona merah. Peristiwa itu yang harus kami antisipasi,” ujarnya.

“Kami juga memang melaporkan peristiwa itu ke pusat, makanya berdampak terhadap IKP di Kaltim,” imbuhnya.

Saat ini, kedewasaan para pemilih saat berselancar di sosial media menjadi faktor penting dalam menekan angka IKP di Kaltim.

Dengan jangan bersikap gegabah dan terpancing akibat dari unggahan pengguna akun sosial media yang berseliweran di jagat maya.

Baca Juga :  Dua Paslon Kampanye Akbar, Polres Kerahkan 358 Personel

“Dewasa bersosial media itu penting. Jangan mudah terpancing dan termakan hoaks (berita bohong),” pesannya.

Baca Juga :  Partisipasi Pemilih pada PSU 69,3 Persen

Pihaknya pun akan aktif melakukan sosialisasi kepada seluruh kalangan untuk memastikan proses pencegahan berlangsung dengan menggandeng para awak media, hingga para pengguna akun sosial media untuk berkomitmen perang melawan hoaks.

“Mudahan di Pilkada ini sudah tidak ada lagi kasus seperti itu,” pungkasnya.(*)

Reporter: Georgie

Editor: Ramli 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *