Benuakaltim.co.id, BERAU – Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Long Beliu, Kharudin mengatakan saat ini ada hutan desa dekat perbatasan Kutai Timur (Kutim) seluas 5 ribu hektare tepatnya Jalan Perusahaan Karya Lestari, Areal Penggunaan Lain (APL) di Kawasan Batu Belaleng, Kecamatan Kelay.
“Ada 5 ribu hektare hutan desa dekat perbatasan Kutim. Tapi setelah dapat SK belum kami kelola. Tapi kami sudah siapkan kelompok-kelompok usaha. Salah satu kelompok usaha HHBk,” ucapnya, Sabtu (18/1/2025).
“Kalau ke sana bisa lewat jalan perusahaan atau Jalan Poros aspal lewat perusahaan Gunung Gajah lewat perusahaan KL. Nanti di sana akan dibangun budidaya rotan,” sambungnya.
Selain itu, kata dia, LPHD Long Beliu punya Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) untuk pengayam rotan.
“Jadi kita mau upayakan nanti kita punya material bahan rotan ada di dalam LPHD hutan desa kita. Jadi kita tidak terlalu repot mencari,” bebernya.
Menurutnya, hutan yang begitu luas di sekitar Kampung Long Beliu tersebut segala jenis rotan ada mulai dari Rotan Seka (Segah) dan Rotan Bayak.
“Rotan Bayak itu bahasa Indonesia Rotan Buaya dan hidupnya di pinggir sungai. Serta kami rencana buka tracking jalur hutan desa sama hutan-hutan penelitian itu kami mau kelola di sana,” tuturnya.
Tak hanya itu, kelompok jasa lingkungan pada tahun ini bakal terbentuk serta ekowisata di dalam hutan desa tersebut.
“Kalau yang hutan kita datangi ini adalah areal penggunaan lain atau APL nama bukitnya masih kawasan batu belaleng bisa dipakai untuk berladang masyarakat,” ungkapnya.
Kendati demikian tujuan memberdayakan lahan APL dan HHBK sekitar Kampung Long Beliu untuk mensejahterahkan masyarakat salah satunya menghasilkan kerajinan tangan berupa rotan.
“Hasil yang mereka bisa kelola dari rotan ini bisa membentuk anyaman bagus nanti mereka juga bisa berpenghasilan dari situ. Makanya kita terus membina membimbing,” paparnya.
Salah satunya Kharudin ingin juga melibatkan anak muda kampung Long Beliu agar tertarik juga terhadap kerajinan tangan dari Rotan bisa turun-temurun dilakukan.
“Jadi tidak hanya orang tua saja yang bekerja hal tersebut. Karena banyak anak muda di Kampung kami ada yang bekerja di perusahaan hingga masih kuliah dan sudah tamat kuliah harapan saya mau bergabung untuk jadi pengrajin rotan masa kini,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie
Editor: Ramli