benuakaltim.com, BERAU – Menjawab keresahan masyarakat Kabupaten Berau yang dihadapkan dengan kenaikan tarif air minum atau PDAM hingga berkali-kali lipat sejak 3 Januari lalu, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas mengumumkan untuk menunda terkait kenaikan atau penyesuaian tarif air Perumda Batiwakkal.
Hal itu disampaikan perempuan nomor satu di Bumi Batiwakkal melalui Apel Gabungan di Halaman Kantor Bupati Berau, Senin (6/1/2025) pagi tadi.
Usai cuti, Sri Juniarsih Mas menerima berbagai laporan masyarakat yang mengeluhkan tarif air Perumda naik hingga puluhan juta.
Melihat kondisi tersebut, secara tegas Sri Juniarsih Mas memutuskan untuk menunda kenaikan tarif Perumda sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
“Saya baru saja, hari ini masuk kantor. Karena semenjak Pemilihan Kepala (Pilkada) kemaren saya melakukan pengobatan dan baru bisa hadir pada tahun baru, awal bulan yang baru ini,” ujarnya, Senin (6/1/2025).
Sri Juniarsih Mas membenarkan, instruksi untuk penyesuaian tarif tersebut berdasarkan surat teguran dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim.
“Sebab Kabupaten Berau menjadi kabupaten dengan tarif air minum terendah se Kaltim sejak tahun 2011,” ungkapnya.
Tetapi, akibat perubahan drastis ini dan kurangnya edukasi serta sosialisasi mengakibatkan masyarakat terkejut dengan tarif yang diluar nalar.
“Posisi saya sedang cuti berobat. Selama saya kembali ke Berau, saya melakukan evaluasi hingga akhirnya kita membutuhkan waktu lagi untuk edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, maka untuk sementara di tunda dulu,” ucapnya.
Penundaan ini bukan semata-mata di tunda dan tidak akan ada kenaikan tarif. Sebab, bila Perumda Batiwakkal tidak melakukan penyesuaian tarif maka dampaknya yakni, Perumda Batiwakkal terancam digabungkan dengan Perumda di Kutai Timur (Kutim).
Ketik hal itu terjadi, maka akan berdampak pada pelayanan operasional masyarakat Kabupaten Berau.
“Akan tambah lambat pelayanannya, ketika sampai Perumda Batiwakkal gabung ke Kutim,” bebernya.
Penyesuaian tarif ini, merupakan langkah untuk Pemerintah Daerah bersama Dewan Pengawas (Dewas) untuk mempertahankan Perumda Batiwakkal tetap ada di wilayah Kabupaten Berau.
Sehingga melalui penyesuaian tarif, masyarakat sudah mulai mempersiapkan diri untuk memaksimalkan pemakaian air. Ketika air terbuang percuma maka akan berdampak pada besarnya biaya pembayaran air.
“Jadi mulai sekarang, harus terbiasa bijak dalam memakai air yang secukupnya,” tuturnya.
Sri meminta kepada Dewas dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kemudian terkait penyesuaian tarif dan peningkatan pelayanan air bersih kepada masyarakat.
“Ketika ada masyarakat yang sudah terlanjur membayar dengan nilai yang tinggi, itukan dikonversikan ke bulan berikutnya. Jadi tidak usah membayar lagi, tinggal menyesuaikan saja,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie
Editor: Ramli