BERAU – Kepala Kampung (Kakam) Tabalar Derviansyah mengatakan wilayah kerjanya merupakan daerah transit masyarakat yang akan menuju ke pesisir selatan butuh perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Berau.
“Tabalar Ulu ini juga memang berdampingan jalur Provinsi Kaltim dan sekitar 4 kecamatan yang dilalui masyarakat,” ucapnya, Rabu (30/10/2024).
Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan Tabalar saat ini sedang memiliki produktivitas tinggi pada sektor perkebunan dan pertanian.
“Kami punya lokasi luas lahan tanah sekitar 26 ribu hektare. Cuma yang menjadi persoalan masih banyak lahan konsesi. Baik itu kawasan hutan dan kawasan hutan produksi,” ujarnya.
Sehingga menurutnya persoalan tersebut menjadi kendala pembangunan di Pemerintah kampung tidak bisa maksimal.
“Terutama di lokasi pertanian dan perkebunan. Karena memang terbentur dengan aturan kawasan hutan itu menjadi kendala Pemerintah kami di kampung,” ungkapnya.
Ia akui sampai saat ini mayoritas warganya bekerja menjadi pekebun dan karyawan di perusahaan kelapa sawit serta banyak bergantung kepada pemerintah kampung.
“Kemudian sektor kesehatan. Memang fasilitas fasilitas kesehatan sudah ada baik itu Polindes, Posyandu sudah ada. Tinggal pelayanan kami di desa ini lebih di aktifkan lagi,” bebernya.
Derviansyah akui banyak tenaga kesehatan yang bekerja di Kampung Tabalar tidak bertempat tinggal tetap.
“Pegawai-pegawai kesehatan ini tidak bertempat tinggal di kampung kami. Jadi tidak bisa stand by di kampung itu. Jadi itu kendala kami,” tuturnya.
Selanjutnya persoalan air bersih sejak tahun 2018 lalu Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Tabalar Ulu sampai sekarang belum berfungsi.
“Tahun ini sudah dianggarkan Rp 1,5 miliar untuk perbaikan. Tapi dengan pertimbangan kami selaku masyarakat memang ketika di perbaiki ini nanti pelayanan air belum maksimal,” imbuhnya.
Menurutnya, titik permasalahan air bersih bukan hanya perbaikan SPAM Tabalar Ulu tetapi titik awal pembangunan tersebut sudah salah.
“Rencana awal pembangunan ini salah. Harusnya kita membangun di sumber mata air yang besar. Sungai Tabalar yang hari ini tidak dimanfaatkan masyarakat. Malah Sungai lain titik untuk pembangunan SPAM Tabalar Ulu ini menjadi kendala kami,” tegasnya.
Bahkan akses ke SPAM Tabalar Ulu belum ada, kata dia karena bangunan proses air tersebut jauh dari jaringan tiang listrik mencapai 1 Kilometer lebih.
“Jadi kita masih menggunakan tenaga surya atau mengandalkan matahari. Ketika matahari ini tidak maksimal maka air ini tidak berjalan maksimal ini menjadi kendala sejak 2018 dibangun dan sudah sempat perbaikan beberapa kali,” urainya.
Kendati demikian pihaknya menegaskan sudah komunikasi bersama DPUPR Berau rencana tahun 2026 pemindahan titik SPAM Tabalar Ulu.
“Pemindahan titik ini kita akan genjot supaya pemindahan ini bisa maksimal, pelayanan kita bisa maksimal. Bahkan bisa melayani beberapa kampung,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie
Editor: Ramli